Meminta Ampunan

Syarat diterimanya permohonan adalah berhenti melakukan dosa yang dimohonkan ampunannya itu. Jika tidak, maka itu hanya mempermainkan-Nya.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nisa’: 106;

“Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

QS. An-Nisa’: 106

Atau dalam ayat yang lain, QS. Nuh: 10-11

“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.”

QS. Nuh: 10-11

Saat kita memiliki kesalahan atau kekeliruan atau kekhilafan, maka bersegeralah untuk istighfar. Meminta ampunan kepada Allah agar tidak menjadi sebab sulit dan beratnya kita beramal. Bahkan Rasulullah SAW saja, makhluk yang paling mulia beristighfar sebanyak 70x sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah

“Demi Allah, aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali”

Muttafaqun ‘alaih

Mari kita lihat disini, seseorang yang dijamin surga oleh Allah SWT masih terus-menerus mengucapkan istighfar. Aisyah istrinya pun menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW suaminya sebelum wafat, kalimat yang paling sering dilafadzkan adalah lafadz istighfar. Memohon ampunan.

Ada tiga tingkatan Umat Nabi Muhammad yang berkaitan dengan ini.

Pertama, kelompok yang dimaafkan (ahlul ‘afwi) adalah mereka yang masuk ke surga tanpa diadili dan akan dipimpin Abu Bakar Ash-shiddiq;

Kedua, kelompok yang diampuni (ahlul Maghfirah) adalah mereka yang memiliki dosa dan belum sempat bertaubat sebelum mati. Namun tanpa sepengetahuan mereka, Allah kemudian menutup dosanya.

Terakhir, kelompok yang dikasihani (ahlur rahmah) adalah mereka yang banyak sekali dosanya akan tetapi Allah mengasihani mereka karena amal kebaikannya yang juga sangat banyak.

Di hari kiamat nanti, tidak bergantung pada amal kebaikan dan keburukan karena Allah paling tahu tentang kita sebagai hamba-Nya. Mungkin kita mengira amal kebaikan lebih banyak sedangkan amal keburukan lebih sedikit, atau ada tetangga yang sering berdosa tapi masuk surga dsb. Karena semua yang akan memutuskan adalah Ketetapan Allah. Bisa jadi ada hal yang tanpa kita tahu menjadi tambahan poin timbangan menuju surga-Nya kelak.

Semoga kita menjadi pribadi yang senantiasa bermuhasabah dan beristighfar, memohon ampun kepada Allah kapanpun dan dimanapun agar tidak menjadi jumawah, sombong dan tinggi hati. Aamiin yaa robbal alamin

Dinukil dari

Dalilu As-Sailin karya Anas Ismail Abu Dawud

Tinggalkan komentar